Sindir Pernyataan Hasto, Rachland Nashidik: Demokrat Enggan Berkoalisi dengan PDIP Karena Kasus Korupsi dan Harun Masiku

Sindir Pernyataan Hasto, Rachland Nashidik: Demokrat Enggan Berkoalisi dengan PDIP Karena Kasus Korupsi dan Harun Masiku

Rachland Nashidik sindir pernyataan Hasto soal PDIP sulit berkoalisi dengan Demokrat karena hal ini--Facebook @Rachland Nashidik


Rachland Nashidik sindir pernyataan Hasto soal PDIP sulit berkoalisi dengan Demokrat karena hal ini||Facebook @Rachland Nashidik

Trendingnews.Id - Beberapa waktu lalu, sempat ramai terkait pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Hasto menyebut, bawa PDIP dan Partai Demokrat tidak dapat berkoalisi dan hal itu sangat sulit.

Lewat pernyataannya, Hasto menyebut antara kedua partai ini memiliki pebedaan yang cukup mendasar, yakni soal ideologi dan basis.

Seperti dibilang Hasto, "Demokrat Partai Elektoral. Kami (PDIP) adalah partai ideologi. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya berbeda kami dengan Partai Demokrat," ujar Hasto kemarin Jumat, 28 Mei 2021 lalu, di Jakarta.

(BACA JUGA:Menag Gus Yaqut Tegaskan Indonesia Tidak Kirim Jamaah Haji Musim 2021, Wakil Ketua DPR RI Sebut Gegara Vaksin?)

Hal ini pun langsung memancing perhatian Rachland Nashidik yang juga politikus Partai Demokrat.

Menurut Rachland, ia setuju dengan pernyataan Hasto tersebut. Benar, bahwa Demokrat tak mungkin berkoalisi dengan PDIP dan itu hal yang sulit.

"Saya tidak tahu apa keputusan DPP PD. Tapi pendapat saya mirip dengan Hasto," katanya, pada Rabu 2 Juni 2021 lalu.

Tanggapan Rachland, tentu bernada menyindir, bahwa Demokrat enggan berkoalisi dengan PDIP karena kasus korupsi, seperti kasus bansos dan Harun Masiku.

(BACA JUGA:Habib Rizieq Dituntut Pidana Hukuman Penjara 6 Tahun Terkait Kasus Swab Test RS Ummi, JPU Tuduhkan 2 Hal ini )

"Bukan tak mungkin, tapi menurut saya, sulit bagi Demokrat berkoalisi dengan Partai kasus Bansos Masiku," urainya.

+++++

Hampir mirip dengan pernyataan Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief yang terang-terangan bilagn, bahwa Demokrat bunuh diri jika berkoalisi dengan PDIP.

"Di tengah ketidakpuasan atas pemerintah yang sudah meluas tentu kerugian besar jika Demokrat ikut dalam koalisi PDIP. Sama juga dengan bunuh diri politik. Kami memilih cara dengan cermat dan menghitung banyak aspek," tegas Andi.

"Kami yakin, jika 2024 pilpres berjalan dengan adil, BIN, Kepolisian, birokrasi, serta TNI dan penyelenggara bersikap netral, saatnya koalisi Partai Demokrat dan partai lain di luar PDIP memenangkan Pilpres. Walaupun PDIP menggunakan 'nafas buatan' Pak Prabowo," ujarnya.

(BACA JUGA:Jawab Kecaman Netizen, KPI Tegur Indosiar Soal Sinetron Suara Hati Istri: Pemerannya Akan Segera Diganti? )

Selain itu, PDIP juga menegaskan bahwa selain dengan Demokrat, akan sulit juga berkoalisi dengan PKS.

Alasan terkuatnya karena PDIP dan PKS memiliki perbedaan ideologi. Di mana bagi PDIP, kesamaan Ideologi harus menjadi basis dalam koalisi.

“Ya, koalisi bagi PDIP kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda. Sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal,” ucap Hasto dalam diskusi virtual, Jumat 28 Mei 2021 dilansir melalui berbagai sumber.

Dengan penjelasan ini, Hasto berharap tidak ada lagi ‘juru nikah’ yang mau ‘menjodohkan’ PDIP dengan dua partai tersebut.***

Sumber: berbagai sumber