Utang Kereta Cepat Whoosh Tak Gunakan APBN, Luhut: Whoosh Itu Kan Tinggal Restructuring Aja

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal isu utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung-@luhut.pandjaitan-Instagram
TRENDINGNES.ID --- Isu pembiayaan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi perbincangan hangat publik.
Proyek strategis nasional ini tengah menjalani proses restrukturisasi utang tanpa menyentuh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menanggapi langsung polemik tersebut, Luhut menilai kekhawatiran sebagian pihak soal pembiayaan proyek Whoosh terlalu dibesar-besarkan.
“Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring aja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN,” tegas Luhut dalam sebuah forum di Jakarta pada Kamis, 16 Oktober2025.
Luhut menjelaskan bahwa restrukturisasi utang ini sudah melalui koordinasi intensif dengan pihak China sebagai pemberi pinjaman utama.
Proses ini hanya tertunda akibat transisi pemerintahan yang sedang berlangsung di Indonesia.
Ia menyebutkan, keputusan akhir tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) agar tim bisa melanjutkan negosiasi secara resmi dengan mitra dari China.
Pemerintah China juga telah menunjukkan itikad baik untuk mendukung langkah ini.
BACA JUGA:Resmi! 9 Instansi CPNS 2026 Tanpa SKB Tambahan, Peluang Lolos Makin Besar!
“Terima sudah masuk itu barang, kemudian kita coba perbaiki, kita audit BPKP, kemudian kita berunding dengan China, dan China mau untuk melakukan (Restrukturisasi),” jelasnya lebih lanjut.
Luhut menyayangkan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar terkait proyek ini.
Menurutnya, berbagai tudingan soal Whoosh terlalu spekulatif dan tidak berdasarkan data resmi.
“Kenapa terus bilang nanti Whoosh akan kita akhiri dengan South China Sea. Apa lagi ini? Kadang-kadang saya nggak ngerti, bicara. Jadi kalau saran saya, kalau kita nggak ngerti datanya, nggak usah komentar dulu. Nanti cari datanya, baru berkomentar. Ya kalau cari popularitas murahan silahkan sih,” sindirnya.
Menurut Luhut, semua pihak harus berbicara berdasarkan data dan fakta yang valid, Luhut bahkan membuka diri bagi siapa pun yang ingin mengetahui data proyek KCJB secara langsung darinya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pandangan yang senada.
Ia menolak penggunaan APBN untuk menutup utang proyek KCJB.
Menurutnya, utang tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Purbaya mengungkapkan bahwa Danantara sudah menerima mayoritas dividen dari BUMN, sehingga seharusnya mereka juga yang menyelesaikan beban utang proyek tersebut.
"Whoosh dikelola oleh Danantara kan, Danantara sudah ambil 80% lebih dividen dari BUMN, harusnya mereka tarik dari situ aja," kata Purbaya dalam pernyataan terpisah.
Ia menyebutkan bahwa penggunaan dana negara untuk menalangi proyek yang keuntungannya sudah dinikmati oleh entitas lain merupakan langkah yang tidak adil.
"Jadi kalau pakai APBN dulu agak lucu, karena untungnya ke dia (Danantara), susahnya ke kita. Harusnya kalau diambil, ambil semua," pungkasnya.
Dengan restrukturisasi yang hampir rampung dan tidak adanya intervensi APBN, proyek Whoosh diharapkan segera mendapatkan kepastian hukum dan finansial.
Pemerintah pun optimistis menyelesaikan masalah ini secara transparan dan profesional.