Laboratorium Covid-19 Ikut Jadi Korban Penyerangan Israel, Banyak Nakes Terluka dan Kritis

Laboratorium Covid-19 Ikut Jadi Korban Penyerangan Israel, Banyak Nakes Terluka dan Kritis

Israel Kembali Gempur Palestina, Laboratorium Covid-19 Ikut Jadi Korban--Ilustrasi by Pixabay


Israel Kembali Gempur Palestina, Laboratorium Covid-19 Ikut Jadi Korban||Ilustrasi by Pixabay

TRENDINGNEWS.ID -  Ketegangan kembali terjadi di wilayah Gaza, atas konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.

Setelah menyerang kantor Al Jalaa, dikbarkan Senin kemarin 17 Mei 2021, Israel malah menghancurkan pusat laboratorium covid-19.

Menjadi miris, karena itu laboratorium satu-satunya yang diandalkan untuk penelitian virus covid-19 di negeri itu.

Tak tanggung-tanggung, Israel menggempur laboratorium pakai pesawat tempurnya, alhasil laboratorium pun porak poranda.

(BACA JUGA:Pasca Aurel Keguguran, Atta Malah Promosikan Produk, Netizen: Nurani Udah Ketutup Duit?)

Seperti diberitakan The Strait Time, laboratorium bernama Klinik Al-Rimal memang tempat untuk pengujian Covid-19.

Bahkan, serangan ini juga turut menghancurkan  kantor Masyarakat Bulan Sabit Merah Qatar (QRCS).
 
Sementara itu, Wakil Menkes Gaza Yousef Abu al-Rish menjabarkan, dampak dari serangan tersebut, membuat sejumlah tenaga kesehatan di klinik itu terluka, bahkan beberapa di antaranya kritis.

Seperti disampaikan juru bicara Kemenkes Gaza, Ashraf Qidra, serangan Israel mengancam upaya Kementerian kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19. "Serangan itu membuat tes skrining di laboratorium pusat terhenti.”

(BACA JUGA:Dipilih Jadi Duta Produk Italjet Dragster, Begini Tanggapan Andrea Dovizioso)

Kabarnya, Israel melakukan serangan udara itu awalnya mengincar gedung lain di seberang klinik tersebut.

+++++

Serangan itu mengenai target, namun puing-puing gedung dan peluru dari serangan itu menyebar dan merusak klinik tersebut.

Sebelumnya, Presiden Turki sempat mengecam aksi Presiden Amerika, Joe Biden menyetujui penjualan senjata senilai 735 juta dolar atau sekitar Rp10,5 triliun ke Israel.

Keputusan yang disetujui per 5 Mei 2021 itu, sekitar seminggu sebelum kekerasan yang meningkat di Palestina dimulai seperti dilaporkan harian Washington Post via Anadolu Agency, Selasa, 18 Mei 2021.

(BACA JUGA:Habib Bahar: Kalau Urusan Pribadi Saya Tak Masalahkan, Asal Jangan Terkait Agama dan Keluarga!)

Artinya, persetujuan penjualan senjata itu muncul di tengah kritikan yang meningkat saat itu terhadap pengusiran warga Palestina dari daerah di Yerusalem Timur dan penggerebekan berulang kali di Masjid al-Aqsa.

Keputusan perizinan penjualan senjata, yang sebagian besar terdiri dari bom Joint Direct Attack Munitions, telah memicu pertentangan di antara beberapa anggota Partai Demokrat Presiden AS Joe Biden.

Hingga saat ini, sedikitnya 212 warga Palestina tewas, termasuk 61 anak-anak, dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak pekan lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza.

Lebih dari 11.305 orang juga terluka dan puluhan bangunan hancur atau rusak dalam serangan Israel.***

Sumber: berbagai sumber