JAKARTA, TRENDINGNEWS.ID - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memanggil Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, setelah diketahui bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Solo. Gibran mengungkapkan bahwa ia merasa "dihukum" oleh partainya karena pertemuan tersebut.
"Saya ini cuma kader baru, kader muda. Dipanggil, ditegur, dihukum, monggo silakan. Saya ikut," katanya. Gibran, yang merupakan Wali Kota Surakarta, Solo, mengakui bahwa pertemuan dengan Prabowo terjadi secara tidak sengaja dan spontan. Ia menjelaskan bahwa dirinya sedang berada di kompleks perkantoran yang sama dengan Prabowo untuk urusan pemerintahan kota. Pertemuan tersebut tidak direncanakan dan tidak ada maksud politik di dalamnya.Namun, PDIP memandang pertemuan tersebut sebagai langkah yang kontroversial dan memutuskan untuk memanggil Gibran untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Pihak partai menegaskan bahwa keputusan untuk memanggil Gibran bukanlah bentuk hukuman, melainkan sebagai upaya untuk memperjelas dan memahami situasi yang terjadi.
Gibran menghormati keputusan partainya dan menyatakan siap untuk menjelaskan kejadian tersebut secara terperinci. Ia mengungkapkan bahwa dirinya akan mendatangi kantor DPP PDIP di Jakarta guna memberikan klarifikasi atas pertemuan dengan Prabowo.
Sebagai anggota PDIP, Gibran menyadari pentingnya menjaga kekompakan partai dan konsistensi dalam tindakan politik. Ia menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya berkomitmen pada partai dan siap menerima konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.
Pertemuan antara Gibran dan Prabowo di Solo telah menimbulkan perhatian publik dan mendapat sorotan media. Hal ini tidak terlepas dari posisi politik Prabowo sebagai tokoh utama oposisi dan Gibran sebagai anggota PDIP yang merupakan partai pendukung pemerintahan.
Kehadiran Gibran dalam pertemuan tersebut menimbulkan spekulasi dan interpretasi yang beragam. Namun, Gibran dengan tegas menyatakan bahwa pertemuan itu tidak memiliki niat politik dan ia tidak terlibat dalam aktivitas politik yang bertentangan dengan partainya.
PDIP sebagai partai yang mengutamakan disiplin dan koordinasi internal memiliki kewajiban untuk memastikan keselarasan antara anggotanya. Oleh karena itu, pemanggilan Gibran sebagai bentuk respons dan langkah dalam menjaga integritas partai. Kini, Gibran bersiap untuk memberikan penjelasan lebih lanjut kepada PDIP dan menghormati proses internal partai. Ia berharap kejadian ini dapat diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan gesekan yang lebih besar dalam dinamika politik di Indonesia.