Waspada Sejak Dini! Studi The Lancet: UPF Tingkatkan Risiko 12 Penyakit Serius
Konsumsi makanan ultra-proses terus meningkat dan penelitian The Lancet menunjukkan bahwa UPF berkaitan dengan berbagai risiko penyakit serius sehingga penting untuk kembali memilih makanan yang lebih alami.-ISTIMEWA-AI
TRENDINGNEWS.ID --- Sebuah makalah terbaru di jurnal The Lancet mengungkapkan peningkatan konsumsi Ultra Processed Food (UPF) di berbagai negara.
UPF merujuk pada klasifikasi NOVA yang dikembangkan Prof Carlos Monteiro dan terdiri dari makanan hasil formulasi industri dengan banyak bahan tambahan.
Perubahan pola makan global kini semakin dipengaruhi oleh meluasnya produk olahan tersebut.
Produk UPF juga berkembang pesat karena pemasaran agresif dari perusahaan besar.
BACA JUGA:Heboh! Kereta Wisata Jaka Lalana Resmi Meluncur, Rute dan Harga Tiketnya Bikin Warga Berebut Kursi!
Makalah kedua dalam seri ini menyoroti perlunya kebijakan global yang lebih ketat untuk mengendalikan masuknya UPF di pasar makanan.
Makalah ketiga menegaskan pentingnya respons kesehatan masyarakat dalam menghadapi meningkatnya dominasi UPF.
Kedua makalah tersebut saling melengkapi dalam melihat urgensi isu ini.
Secara keseluruhan, ketiga publikasi itu menunjukkan bahwa UPF menjadi ancaman serius bagi kesehatan jangka panjang populasi dunia.
BACA JUGA:Gibran Turun Tangan! Pemerintah Janjikan Bantuan Cepat Setelah Dengar Langsung Jeritan Warga Agam!
Dalam analisis ilmiah tersebut, peneliti menggunakan definisi UPF dari klasifikasi NOVA Grup 4.
Kategori ini mencakup makanan yang dibuat dari formulasi industri dengan banyak proses dan teknik pengolahan.
Produk seperti sup kalengan, roti komersial, makanan beku, daging olahan, soda, camilan, dan sereal manis termasuk di dalamnya.
Populasi kini semakin terpapar makanan berbahan aditif dan penstabil, bukan lagi bahan alami.
BACA JUGA:Cuma Baca Berita Bisa Dapat Rp200 Ribu Saldo DANA, Begini Cara Cepat Panen Cuan di BuzzBreak!
"Konsumsi ultra-processed foods yang semakin meningkat telah mengubah pola makan global, menggantikan makanan segar dan minim proses," ujar Carlos A. Monteiro, MD.
Ia menegaskan dalam kutipan berikutnya bahwa perubahan pola makan tersebut tidak lepas dari kekuatan ekonomi dan politik korporasi besar.
"Perubahan ini didorong oleh korporasi global besar yang meraih keuntungan besar dari produk ultra-processed, didukung pemasaran masif dan lobi politik untuk menghambat kebijakan kesehatan masyarakat yang mendukung pola makan sehat."
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa kuatnya pengaruh industri dalam membentuk pilihan makanan masyarakat.
BACA JUGA:5 Aplikasi Penghasil Uang Tercepat Akhir Tahun 2025 : Saldo Langsung Masuk E-wallet DANA
Peneliti juga mereview 104 studi jangka panjang dan menemukan bahwa 92 penelitian menunjukkan hubungan kuat antara konsumsi UPF dan peningkatan risiko berbagai penyakit.
Hasil ini mencakup 12 kondisi kesehatan serius yang menunjukkan pola serupa di banyak negara.
Oleh karena itu, UPF menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan publik modern.
12 Dampak Kesehatan Konsumsi UPF:
BACA JUGA:Cara Mudah Daftar Kuliah Gratis Menjelang Tahun Baru 2026
1. Obesitas Abdominal
2. Overweight atau Obesitas
3. Penyakit Ginjal Kronis
4. Penyakit Jantung Koroner
BACA JUGA:5 Rekomendasi TV LED 32 Inch Harga Mulai 1 Jutaan: Fitur Canggih, Murah & Cocok untuk Semua Ruangan!
5. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
6. Diabetes Tipe 2
7. Penyakit Serebrovaskular
8. Kematian dari Segala Penyebab
BACA JUGA:Menarik Perhatian! 5 Mobil Listrik Harga Mulai Rp 100 Jutaan Terbaru 2025
9. Depresi
10. Dislipidemia (Kolesterol Tinggi)
11. Penyakit Crohn
12. Penyakit Kardiovaskular
Bagaimana Mengurangi Konsumsi UPF?
Mengurangi UPF bukan sekadar melarang diri sendiri, melainkan memahami situasi dan kemampuan pribadi sebelum mengubah pola makan.
Ahli gizi Monique Richard menekankan pentingnya mengenali akses, kondisi, dan tantangan individu sebelum membuat keputusan.
Ia menyatakan bahwa setiap orang memulai perjalanan kesehatan dari titik berbeda.
BACA JUGA:5 Aplikasi Penghasil Uang Tercepat Akhir Tahun 2025 : Saldo Langsung Masuk E-wallet DANA
"Sebagai seorang ahli gizi, tugas saya adalah bertemu klien di titik mereka berada sekarang, bukan pada versi ideal diri mereka atau apa yang masyarakat pikir seharusnya mereka lakukan. Kami membantu menerjemahkan bukti ilmiah menjadi kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari, dan dapat mengubah arah kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup," ucapnya.
Prinsip utama yang ia tekankan adalah menambahkan makanan bergizi sebelum mengurangi UPF.
Langkah kecil seperti menambah buah, kacang, atau sayuran dapat mengubah pola makan.
Perubahan sederhana ini membantu tubuh beradaptasi menuju kebiasaan makan yang lebih sehat.
BACA JUGA:5 Rekomendasi TV LED 32 Inch Harga Mulai 1 Jutaan: Fitur Canggih, Murah & Cocok untuk Semua Ruangan!
Richard juga merekomendasikan memilih makanan yang masih praktis namun minim proses, seperti ayam panggang, kacang-kacangan, yogurt, atau tahu.
Ia menyarankan memasak lebih sering meski hanya satu kali sehari, karena dampaknya signifikan terhadap kesehatan.
"Penelitian menunjukkan banyak manfaat jangka panjang dari kebiasaan memasak dan makan bersama keluarga yang melampaui sekadar asupan nutrisi saat itu."