Makanya, tidak sedikit pula warga Malaysia yang menilai tindakan lockdown itu justru dirasa telat. “Bagi saya, lockdown seharusnya dilakukan selama Ramadhan ketika ada lebih sedikit kasus dan orang-orang tidak banyak bergerak,” kata manajer bank Muhammad Azril Maridzuan, dikutip Trendingnews.id dari CNA.
Pasalnya, sekarang orang-orang sudah lebih banyak bergerak. "Sekarang lockdown dilakukan agak terlambat tetapi tidak apa-apa," katanya.
Menangani dengan serius, pihak Malaysia memasang sebanyak 800 penghalang di seluruh negeri dan juga penurunan petugas kepolisian sebanyak 55.000.
Sesuai informasi, jumlah kasus Covid-19 harian baru di Malaysia lebih besar daripada di India secara per kapita. Walaupun, infeksi telah turun sejak mencapai rekor pada hari Sabtu.
Hingga Selasa, Malaysia telah melaporkan total 579.462 kasus COVID-19, di mana 80.474 saat ini aktif atau menular. Ada 2.867 kematian hingga saat ini.
(BACA JUGA:Habib Rizieq Dituntut Pidana Hukuman Penjara 6 Tahun Terkait Kasus Swab Test RS Ummi, JPU Tuduhkan 2 Hal ini )
Diketahui juga Malaysia tengah melakukan vaksinasi sejak Februari, dan kini sejatinya telah masuk ke fase kedua.
Pada 31 Mei, lebih dari 3 juta dosis vaksin telah diberikan dan lebih dari 12 juta orang, setengah dari total target, telah mendaftar untuk vaksinasi. *