TRENDINGNEWS.ID --- Kabar mengejutkan datang dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Lembaga yang dikomandoi oleh Dadan Hindayana itu mengembalikan anggaran jumbo senilai Rp70 triliun ke kas negara karena tidak terserap selama tahun 2025.
Namun yang bikin publik garuk kepala, di tengah lambannya serapan tahun ini, alokasi anggaran BGN untuk 2026 justru melonjak tajam, bahkan menjadi salah satu yang terbesar di kabinet Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA:5 Drama Korea Bertema Penyamaran Paling Seru: Penuh Intrik, Rahasia, dan Plot Twist Tak Terduga!
Anggaran Tak Terserap, Tapi Naik Drastis Tahun Depan
Dalam keterangan tertulis, Dadan menjelaskan bahwa BGN sebenarnya telah menerima Rp71 triliun anggaran utama, ditambah dana standby Rp100 triliun dari pemerintah.
Dari total Rp171 triliun, sekitar Rp99 triliun berhasil terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan ke Presiden karena tidak memungkinkan digunakan tahun ini.
“Dari total tersebut, Rp99 triliun berhasil terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan kepada Presiden Republik Indonesia karena kemungkinan tidak terserap di tahun ini,” ungkap Dadan, Selasa (14/10/2025).
Menariknya, meski sempat gagal menyerap sebagian besar dana, pemerintah justru menambah porsi anggaran BGN untuk tahun 2026 menjadi Rp335 triliun.
Jumlah ini mencakup Rp268 triliun dana pokok dan Rp67 triliun dana cadangan — sebuah angka fantastis yang bahkan setara dengan APBN beberapa kementerian besar digabungkan.
BACA JUGA:Marugame Udon Kasih Flash Deal 10.10: Bisa Dapat Dua Menu Favorit Cuma Rp100 Ribu, Catat Tanggalnya!
Target Besar, Risiko Besar
Kenaikan anggaran besar ini disebut untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program unggulan pemerintahan Prabowo–Gibran.
Dengan target 82,9 juta penerima manfaat, BGN akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun setiap hari.
“Bagi kementerian lain, angka itu mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh. Tapi bagi kami, di BGN, itu adalah kebutuhan satu hari,” ujar Dadan optimistis.