Hamas Sebut Perang Belum akan Berakhir Selama Israel Masih Diskriminatif Terhadap Palestina, Ribuan Roket pun Disiapkan?

Selasa 01-06-2021,23:50 WIB
Reporter : Aswan
Editor : Aswan


Tentara Hamas sedang mempersiapkan ribuan roket, untuk kembali serang Israel?||hidayatullah.com

TrendingNews.id - Pasca disepakatinya gencatan senjata anta Israel dan Palestina, ketegangan pun mulai mereda.

Berbagai pihak berharap, dengan gencatan senjata yang difasilitasi oleh Mesir ini, membawa angin segar serta perdamaian bagi kedua negara tersebut.

Selain itu, berbagai negara menyoroti agar kedua belah pihak yang bersitegang diharapkan bisa mematuhi kesepakatan dan aturan yang telah ditetapkan.

Namun baru-baru ini ada kabar cukup mengejutkan yang datangnya dari pasukan Hamas yang mengatakan justru mereka tengah mempersiapkan persenjataan kembali.

(BACA JUGA:Pandemi Covid-19 Masih Belum Kondusif, Muslim Indonesia Kemungkinan Tidak Dapat Kuota Pergi Haji Tahun ini?)

Seperti diinformasikan bahwa seorang anggota Politbiro Hamas justru diketahui tengah memulai kembali mempersiapkan ribuan roket baru.

Hal ini diungkapkannya setelah adanya gencatan senjata antara Israel dan Palestina disetujui.

"Dengan berakhirnya agresi terbaru rezim Israel, perlawanan Palestina telah melanjutkan proses produksi roket," kata Fathi Hamad dari Hamas, Minggu 30 Mei 2021.

Bahkan diketahui pula, bahwa pabrik senjata Palestina sempat diblokade oleh Israel, namun kini sudah beroperasi kembali.

(BACA JUGA:Effendi Simbolon, Pasangkan Puan Maharani dengan Anies Baswedan: Kalau dengan Prabowo, Suara Mereka Kurang dari 40%!)

"Pabrik dan bengkel kami telah kembali memulai produksi ribuan roket untuk menghentikan sikap keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di  (kota suci yang diduduki) al-Quds dan Tel Aviv," sambungnya.

Gaza mulai bangkit sebagai bentuk protes dari eskalasi kekerasan dari rezim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada warga Palestina.

Yang diketahui adanya kekerasan oleh Israel kepada warga Palestina di Masjid Al Aqsa dan pengunjuk rasa di Tepi Barat yang diduduki Israel, termasuk al-Quds (Yerusalem).

Hal ini ditanggapi serius oleh Israel dengan melakukan penyerangan secara brutal hingga terjadinya pertempuran panas selama 12 hari.

Kategori :

Terpopuler